Politeknik Dewantara Gelar FGD Penyelarasan Antara Satuan Pendidikan Vokasi dengan Mitra Industri

Politeknik Dewantara Gelar FGD Penyelarasan Antara Satuan Pendidikan Vokasi dengan Mitra Industri

POLIDEWA – Politeknik Dewantara (Polidewa) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Potensi Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Pengembangan Kawasan Industri bertempat di Aula Kopi Bisang, Jl Andi Djemma, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Selasa 29 Oktober 2024.

Manager External PT Indonesia Pomalaa Industri Park (IPIP) Dr. Saefuddin Muslimin, S.AB., M.M dalam FGD ini bertindak selaku narasumber. Sementara Direktur Polidewa Dr. Suaedi sebagai Fasilitator.

Pesertanya adalah dari Dinas Ketahanan Pangan Palopo, Dinas Ketenagakerjaan Palopo, PT Suzuki Palopo, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Palopo, Badan Pembangunan dan Pendapatan Daerah Palopo, Klinik Komputer Palopo, PT Bosowa Berlian Motor, dan PT Masmindo Dwi Area dari Kabupaten Luwu.

Dr. Saefuddin Muslimin, Manager External PT IPIP, perusahaan yang berbasis di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara menyebut data ketenagakerjaan yang ada di daerahnya masih sangat kurang. Sehingga IPIP sangat tertarik dengan kegiatan seperti ini.

“Dengan luas lahan 11.800 hektare, kedepan karyawan yang dibutuhkan bisa mencapai 73.000 orang. Karyawan yang dibutuhkan adalah lulusan-lulusan yang siap masuk dunia industri,” katanya.

PT IPIP sebut Dr. Saefuddin Muslimin akan membuat baterai dan daur ulang baterai. “AMDAL atau Analisis Dampak Lingkungan kami sudah keluar dan di Pomalaa telah dimulai pembangunan fasilitas umum,” terang dia.

Karyawan PT IPIP saat ini baru 500, di akhir tahun ini akan kembali direkrut 1.500 karyawan. “Memang penduduk lokal menjadi prioritas, namun sangat sedikit yang berkompeten dan memiliki sertifikasi keahlian. Peluang ini sangat terbuka untuk para lulusan dari Politeknik Dewantara,” terang dia.

Dr. Saefuddin Muslimin turut membeberkan bahwa di Kolaka, bukan IPIP satu-satunya perusahaan yang masuk dalam Proyek Strategi Nusantara, ada juga PT Vale dan PT Ceria. “Olehnya itu kebutuhan karyawan tinggi, namun harus karyawan yang mau diatur, bukan mengatur. Politeknik Dewantara dituntut untuk membangun softskill itu,” tuturnya.